25 Tahun Reformasi, LMND Tuntut 5 Reformasi Pendidikan Nasional

Uncategorized

Bulan Mei merupakan bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. 25 tahun yang lalu, tepatnya 21 Mei 1998 kepemimpinan diktator Soeharto berhasil ditumbangkan oleh kekuatan rakyat yang dipimpin oleh mahasiswa. Kekuasaan selama 32 tahun jatuh setelah gelombang protes dan aksi dari kekuatan rakyat demokratik yang menolak untuk hidup lebih lama lagi dalam cengkeraman kepemimpinan yang diktator. Mereka mendorong demokratisasi dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat sulit didapatkan ketika Soeharto masih berkuasa.

Saat ini menginjak 25 tahun reformasi, bangsa Indonesia masih belum mampu keluar dari persoalan yang dihadapinya. Walaupun pada aspek-aspek tertentu telah terjadi perbaikan sistem yang lebih demokratis tetapi masih menyisakan kelemahan yang membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan. Pergantian kepemimpinan yang telah berlangsung hanya menjadi momentum pergantian kekuasaan saja namun belum menyentuh perbaikan kehidupan rakyat yang lebih substansial. Salah satu persoalan bangsa Indonesia yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius adalah aspek pendidikan.

Pendidikan nasional walaupun mengalami pergantian kurikulum dan regulasi namun nyatanya hal itu belum mampu menghadirkan pendidikan berkualitas yang mudah diakses oleh seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan kita masih diselimuti awan gelap yang apabila dibiarkan maka harapan kita untuk menjemput Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi impian belaka. Bagaimana tidak, salah satu unsur paling penting dalam menghadapi era globalisasi dan tantangan masa depan adalah sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Dan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak lain adalah lembaga pendidikan. Namun dengan pendidikan yang masih sulit diakses dan mahal, infrastruktur yang tidak merata, kualitas pendidikan yang rendah, kualitas tenaga pengajar tidak merata, beban administrasi dari tenaga pengajar yang berat, maka rasa-rasanya akan sulit mengharapkan lembaga pendidikan melahirkan manusia-manusia yang cerdas, berkualitas, terampil, cakap dan berdaya saing.

Oleh karena itu, melalui momentum 25 tahun reformasi, kami Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menyampaikan 5 tuntutan Reformasi Pendidikan :  

1. Mendorong prioritas politik anggaran pendidikan dan menggratiskan biaya pendidikan selama empat semester baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Badan Pusat Statistik tahun 2022  merilis bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi pula angka putus sekolah. Untuk jenjang pendidikan sekolah dasar meningkat 0,1% dari tahun 2021 menjadi 0,13%, sekolah menengah pertama meningkat 0,16% menjadi 1,6% dari tahun 2021, dan sekolah menengah atas naik 0,26% menjadi 1,38% dari tahun 2021. Sedangkan angka putus kuliah pada pendidikan tinggi menurut data Laporan Statistik Pendidikan Tinggi tahun 2020 mencapai 601.333 mahasiswa. Dari angka ini, Perguruan Tinggi Swasta menyumbang angka paling banyak sebesar 478.826 orang atau 79,5% mahasiswa putus kuliah, Perguruan Tinggi Negeri sebanyak 101.758 orang, dan selebihnya tersebar di perguruan tinggi agama dan perguruan tinggi kementerian/lembaga lain.

Angka-angka diatas disebabkan oleh banyak faktor, namun hal utama adalah persoalan ekonomi dan mahalnya biaya pendidikan. AIA-Finansial Indonesia mencatat rata-rata kenaikan biaya pendidikan Indonesia mencapai 20% tiap tahunnya. Sementara untuk biaya pendidikan perguruan tinggi swasta mengalami kenaikan hingga 40%. Sedangkan menurut data BPS untuk kenaikan rata-rata uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15% pertahunnya.

Masih menurut data BPS bahwa angka partisipasi kasar perguruan tinggi tahun 2021 hanya 31,19%. Angka tersebut menunjukan pemenuhan pendidikan di perguruan tinggi belum mencapai 1/3 populasi dari usia aktif 19-23 Tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang salah satunya adalah mahalnya biaya pendidikan yang membuat mereka kesulitan untuk mengakses pendidikan tinggi.

Dengan demikian, kami mendorong agar anggaran pendidikan difokuskan untuk pendidikan tinggi. Memberikan akses bagi seluruh masyarakat menempuh pendidikan tinggi dengan menggratiskan biaya kuliah selama 4 semester baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

2. Mendorong perbaikan dan pembangunan asrama mahasiswa untuk menekan beban biaya tempat tinggal mahasiswa.

Selain biaya pendidikan tinggi yang mahal, biaya tempat tinggal juga sangat tinggi. Dilansir dari platform penyedia jasa kos-kosan harga terendah di Jakarta yaitu 850 sampai 3 juta rupiah. Di Jogjakarta dan surabaya harga kisaran 700 sampai 2 juta untuk harga kos kosan dengan fasilitas kasur, meja, kursi kipas dan lemari dll. Untuk itu LMND mendorong agar kampus dapat membangun asrama mahasiswa sehingga mampu meringankan beban biaya tempat tinggal mahasiswa.

Jika menengok asrama yang dibangun oleh kampus, sejauh ini belum mampu mengakomodir mahasiswa yang terdaftar. Berikut beberapa kampus yang memiliki asrama mahasiswa dengan presentase yang cukup lebar antara jumlah mahasiswa yang terdaftar dengan kapasitas asrama. Contoh kampus-kampus besar di Indonesia, yakni jumlah asrama mahasiswa dan jumlah mahasiswa:

a. UGM memiliki 7 asrama mahasiswa

Darmaputera Baciro dengan kapasitas 87 mahasiswa, Darmaputera Karanggayam dengan kapasitas 292 mahasiswa, Darmaputera Santren dengan kapasitas 368 mahasiswa, Ratnaningsih Bulaksumur dengan kapasitas 336 mahasiswa, Ratnaningsih Sagan dengan kapasitas 96 mahasiswa, Ratnaningsih Kinanti 1,2,3 dengan kapasitas 368 mahasiswa, Ratnaningsih Sendowo dengan kapasitas 380 mahasiswa. Jadi total keseluruhan asrama dapat menampung 1.927 mahasiswa. Sedangkan pada tahun ajaran akademik 2021/2022 UGM menerima sebanyak 9.210 mahasiswa baru. Total keseluruhan mahasiswa 45.111 (D3, D4, Profesi, S1). (Sumber: Website asrama UGM dan PDDikti 2022).

b. UI

Gedung A-F dengan jumlah kapasitas 1.114 mahasiswa, Gedung G-H dengan jumlah kapasitas 944 mahasiswa. Jadi total keseluruhan asrama dapat menampung 2.058 mahasiswa. Sedangkan total mahasiswa UI sebanyak 37.615 (D3,D4,Profesi dan S1) . (Sumber: website asrama UI dan PDDikti 2022).

c. Brawijaya

Asrama Griya dengan kapasitas 450 mahasiswa, Rusunawa UB dengan kapasitas 234 mahasiswa, Rusunawa kampus II Dieng 220 mahasiswa. Jadi total keseluruhan asrama dapat menampung 904 mahasiswa. Sedangkan total mahasiswa UB 69.368 (profesi dan S1).

3. Mendorong peningkatan kualitas pendidikan.

Kualitas pendidikan nasional masih rendah. Hasil Survey PISA 2018 dalam kategori kemampuan membaca, sains dan matematika, skor di Indonesia tergolong rendah sebab berada di urutan 74  dari 79 negara. Menurut OECD, di bidang membaca, sekitar 27% siswa Indonesia memiliki tingkat kompetensi 1b, sebuah tingkatan dimana siswa hanya dapat menyelesaikan soal pemahaman teks termudah, seperti memetik sebuah informasi yang dinyatakan secara gamblang, misalnya dari judul sebuah teks sederhana dan umum atau dari data sederhana.

Kemudian di bidang matematika, sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimum matematika. Artinya, masih banyak siswa Indonesia kesulitan dalam menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah menggunakan matematika. Di bidang sains, OECD menjelaskan bahwa 35% siswa Indonesia masih berada di kelompok kompetensi tingkat 1a dan 17% di tingkat lebih rendah. tingkat kompetensi 1a mengacu pada kemampuan siswa dalam menggunakan bahan umum dan pengetahuan procedural untuk mengenali atau membedakan penjelasan tentang fenomena ilmiah sederhana.

Oleh sebab itu, kenyataan ini perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan maupun aspek penunjang lainnya harus dilakukan secepatnya agar pendidikan kita mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas ke depannya. (Sumber: Media Kumparan dan Direktorat Guru Pendidikan Dasar)

4. Serapan tenaga kerja

Badan Pusat Statistik mencatat penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022 hingga Februari 2023 meningkat 3,02 juta orang dalam setahun. Artinya penduduk yang bekerja pada Februari 2023 sebanyak 138,63 juta orang. Data tersebut mencatat penduduk yang bekerja pada Februari 2022, mayoritas terserap di sektor pertanian, yakni sebesar 29,96%, sektor perdagangan terserap mencapai 19,03%, kemudian sektor industry sebanyak 13,77%, akomodasi dan makanan-minuman 7,11%, serta lapangan usaha konstruksi 6,04%, sektor jasa pendidikan menyerap 4,89%, sektor transportasi dan pergudangan 4,21%, diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan yang menyerap 3,42%, jasa Kesehatan 1,76%, jasa perusahaan 1,43%, pertambangan 1,17% dan jasa keuangan 1,11%, sektor pengadaan listrik dan gas memiliki serapan penduduk bekerja paling sedikit, yakni hanya 0,23%.

BPS juga melaporkan bahwa proporsi pekerja lulusan universitas mengalami tren yang cenderung meningkat dalam 4 tahun terakhir. Pada Agustus 2017, pekerja di Indonesia yang merupakan lulusan universitas sebesar 9,35%, meningkat menjadi 9,4% pada Agustus 2018 dan 9,7% pada 2019. Pada Agustus 2020 mengalami penurunan dengan presentase 9,63%, namun kemudian meningkat lagi pada Agustus 2021 menjadi 10,18%, angka ini setara dengan 13,34 juta pekerja Indonesia.

Jika dihitung presentase kenaikan dari 2020-2021 hanya 1-2 %, artinya dalam kurun waktu setahun pekerja dengan lulusan universitas hanya 200-300 ribu jiwa. Sementara data dari BPS tahun 2022 lulusan mahasiswa sebanyak 7.875.281 jiwa. Dengan demikian, serapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi sangat kecil. Hal ini diperkuat dengan ungkapan Nadiem Makarim pada Februari 2021 bahwa komposisi tenaga kerja hasil lulusan dari perguruan tinggi hanya 10,18%. Kondisi ini akan semakin mengkhawatirkan dengan tantangan masa depan yang berat dengan hadirnya otomasi dalam dunia kerja dan disrupsi teknologi. Untuk itu, LMND mendorong agar sumber daya manusia Indonesia lulusan pendidikan tinggi dapat digunakan dalam proses pembangunan bangsa, dengan memperhatikan masing-masing kemampuan akademisnya. Selain itu pemerintah juga harus menyiapkan ruang pekerjaan bagi lulusan pendidikan tinggi. (Sumber: databoks.katadata.co.id dan detik.com dan antara news dan Badan Pusat Statistik BPS).

5. BUMN membuka kesempatan magang bagi mahasiswa untuk peningkatan skill.

Pada Februari 2023 ada sebanyak 39 BUMN yang tersedia. Dan sudah ada program magang yang di buka oleh BUMN yakni Program Magang Generasi Bertalenta (Magenta). Namun program tersebut hanya menyerap 116 pemagang dan di tempatkan pada 6 instansi, diantaranya yaitu PT Indah Karya (Persero), Perum Perumnas, PT ASABRI (Persero), PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium.

Adapun program lainnya melalui Indonesia Global Talent Internship (IGTI). Nantinya peserta akan di tempatkan pada 13 perusahaan BUMN. Namun program ini ditujukan untuk lulusan S2 dan S3 luar negeri. Maka LMND mendorong agar 39 BUMN dapat membuka ruang lebih luas bagi lulusan perguruan tinggi untuk meningkatkan skill serta kemampuannya. (Sumber : Kompas.com)

Penulis : Claudion Kanigia Sare

Editor   : Pando

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *