enlmnd.or.id- Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Muhammad Asrul menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Kebangsaan yang diadakan Forum Lembaga Legislasi Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Yogyakarta dengan tema "Optimalisasi Peran Kaum Muda dalam Merawat Pluralisme", di Yogyakarta, Minggu (14/05/2023).
Pada kesempatan itu, Asrul mengingatkan pentingnya peran kaum muda dalam merawat dan menghargai keberagaman yang telah menjadi roh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia, kata dia, adalah bangsa yang besar yang didalamnya hidup tumbuh dalam kemajemukan dan keberagaman sosial, suku, budaya, bahasa, agama, dan pandangan dalam masyarakat, yang nilai-nilainya telah mengisi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dalam konteks ini, kaum muda sebagai generasi penerus yang akan meneruskan dan membangun masa depan masyarakat harus mampu menjiwai dan meyakini keberagaman sebagai modal kekuatan bangsa serta memiliki tanggung jawab untuk merawat, memperluas pengertian dan praktik pluralisme di masa yang akan datang”, kata Asrul.
Lebih lanjut, Dia mengatakan bahwa kaum muda harus memahami nilai-nilai keberagaman yang ada serta mampu menjadi pelopor tumbuh kembangnya praktik-praktik pluralitas di tengah-tengah kehidupan rakyat. Apalagi bangsa Indonesia saat ini menghadapi momentum politik yang tidak jarang menampilkan narasi yang dibalut dengan isu-isu sara yang dapat memicu tumbuhnya polarisasi dan potensi konflik. Kehadiran teknologi dengan beragam media sosial, kata dia, dapat mempercepat proses-proses itu manakala diisi dengan narasi yang mengadu domba dan memecah belah. Oleh karena itu, kehadiran dan peran kaum muda sangat penting untuk mempromosikan pluralisme melalui media sosial. Kaum muda, kata dia, dapat mengisi kanal-kanal media sosial dengan cara yang posistif dan inspiratif untuk memperkuat keberagaman yang ada.
“Dalam situasi global dan nasional yang belum pulih dan stabil akibat pandemi Covid-19, memanasnya politik kawasan, perubahan iklim, era disrupsi teknologi serta tantangan masa depan yang berat maka persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa sangat diperlukan. Oleh sebab itu, segala potensi yang dapat memecah belah bangsa harus dihilangkan dan itu harus menjadi tanggung jawab bersama", ungkap Asrul.
Dengan demikian, Dia mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara harus dijadikan sebagai alat untuk menjahit kemajukan dan keberagaman yang ada, tidak hanya sebagai teori tetapi nilai-nilainya menjadi praktek yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Dan inilah tugas pemuda untuk mendorong imajinasi tentang itu dan mengarahkan agar pluralitas diikat dalam cita-cita untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.
Selain itu, Asrul juga mendorong keterlibatan kaum muda dalam momentum politik pada tahun 2024. Menurutnya, kaum muda harus berperan aktif dalam mendorong gagasasan, ide, dan narasi kerakyatan pada pemilu nanti, yang akhir-akhir ini kurang diproduksi oleh elit-elit politik.
“Perdebatan politik harusnya adalah perdebatan gagasan, program. Tapi sangat disayangkan, fenomena elit politik kita tidak menjadikan itu sebagai prioritas. Dengan demikian, anak muda harus hadir untuk mengisi kekosongan itu dan harus mampu menggeser politik yang kuantitatif ke politik kualitatif”, kata Asrul.