JAKARTA, 26 November 2025— Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) mengecam keras penembakan terhadap lima petani di Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, yang terjadi pada Senin (24/11/2025).
Aksi kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh oknum keamanan perusahaan perkebunan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) saat terjadi bentrokan di area lahan yang masih bersengketa antara warga dan perusahaan.
Negara Harus Hadir untuk Rakyat
Ketua Umum LMND, Claudion Kanigia Sare, menyebut tindakan itu sebagai bentuk kekerasan yang melanggar hak asasi manusia dan menunjukkan absennya negara dalam melindungi rakyat kecil.
“Tindakan penembakan terhadap petani adalah bentuk brutalitas dan arogansi kekuasaan. Negara harus segera mengusut tuntas kasus ini, memproses hukum pelaku penembakan, dan menghentikan praktik kekerasan dalam penyelesaian konflik agraria. Rakyat kecil tidak boleh terus menjadi korban di tanahnya sendiri,” tegas Claudion, Rabu (26/11/2025).
Menurut LMND, kasus ini menegaskan masih lemahnya perlindungan terhadap masyarakat yang berjuang mempertahankan tanah garapannya. Pemerintah pusat maupun daerah diminta untuk segera turun tangan menyelesaikan akar persoalan agraria melalui kebijakan redistribusi tanah yang adil dan penghentian praktik kekerasan oleh aparat maupun pihak perusahaan.
Seruan Solidaritas Nasional
LMND juga menyerukan kepada seluruh elemen mahasiswa, organisasi rakyat, dan masyarakat sipil untuk menunjukkan solidaritas kepada korban dan keluarganya.
“Kekerasan di Pino Raya adalah peringatan bahwa ketimpangan agraria masih menjadi luka lama bangsa ini. Kami menyerukan solidaritas nasional bagi keluarga korban dan seluruh petani yang tengah berjuang melawan ketidakadilan,” tambah Claudion.
Latar Belakang Kasus
Sebelumnya, lima petani di Desa Pino Raya dilaporkan menjadi korban penembakan oleh oknum keamanan perusahaan PT Agro Bengkulu Selatan. Salah satu korban mengalami luka tembak di dada, sementara lainnya terluka di kaki dan betis.
Kasus ini mendapat perhatian dari Komnas HAM dan sejumlah organisasi masyarakat sipil di Bengkulu yang menuntut agar aparat penegak hukum menindak tegas pelaku kekerasan dan memastikan perlindungan bagi petani setempat.




