Membuka Acara Konferwil X LMND Sulsel, Ketua Umum LMND Mendorong Figur Representatif Indonesia Timur Dalam Pilpres 2024

berita

Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Muhammad Asrul menghadiri dan membuka acara Konferensi Wilayah LMND Sulawesi Selatan yang ke X, di Palopo, Sulawesi Selatan, Jumat (08/09/2023).

Dalam sambutannya, Muhammad Asrul menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konferensi wilayah yang ke-X LMND Sulawesi Selatan. Dia menekankan agar proses tersebut dimaknai dan dijadikan sebagai ruang pertarungan ide dan gagasan yang didasarkan pada realitas ekonomi-politik global, nasional maupun regional sehingga melahirkan program organisasi yang relevan dengan kebutuhan dan gerak sejarah saat ini.

"Proses ini tidak boleh hanya dimaknai sebagai pergantian kepemimpinan saja tetapi lebih jauh dari itu. Tantangan organisasi mahasiswa saat ini dan kedepannya adalah soal irelevansi. Karena itu, kita harus mampu menganalisa perubahan zaman yang sangat cepat ini dan mempersiapkan segala fasilitas untuk menjaga dan mendorong agar organisasi mahasiswa tetap relevan serta keberadaannya tetap dibutuhkan," kata Asrul.

Lebih lanjut, Asrul mengatakan bahwa Indonesia harus banyak belajar dan mengambil pelajaran dari pengalaman saat menghadapi bencana global, seperti Pandemi Covid-19 dan memanasnya politik kawasan antara Rusia dan Ukraina. Menghadapi Pandemi, kata Asrul, Indonesia harus mengakui kekurangan dan kelemahannya di berbagai sisi walaupun pada akhirnya Indonesia berhasil keluar dari ancaman yang serius tetapi dampaknya jelas nyata bagi kehidupan masyarakat.

"Misalnya dari aspek kesehatan, kurang siapnya penanganan Covid menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi, kurang dan terbatasnya APD bagi korban dan tenaga medis, keterbatasan bahan baku obat-obatan akibat mengandalkan impor dan keterbatasan tenaga medis, yang salah satunya akibat mahalnya biaya pendidikan kedokteran. Begitu pula, dalam aspek ekonomi, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan harus hidup dalam penderitaan akibat hilangnya sumber pemasukan sebagai konsekuensi dari kebijakan pemerintah untuk mengendalikan pandemi Covid-19," kata Asrul.

Di sisi lain, memanasnya politik kawasan antara Rusia-Ukraina memberi dampak besar terjadinya krisis energi dan pangan dunia. Hal ini akibat banyaknya negara-negara global yang ketergantungan pangan dan energi terhadap dua negara ini, termasuk Indonesia. Ketergantungan ini, kata dia, menjadi alarm bagi Indonesia untuk membangun kemandirian dan kedaulatan pada semua lini sektor.

"Kebijakan hilirisasi yang didorong pemerintah saat ini harus ditopang. Karena itu, pembangunan industri nasional harus menjadi program strategis nasional untuk menegaskan posisi dan kemandirian Indonesia di mata dunia. Apalagi geopolitik global mengalami pergeseran dari uni-polar menjadi multipolar, serta munculnya kekuatan-kekuatan baru ekonomi politik global yang menggeser AS seperti China, Rusia, India, Jepang dan Korea. Asia telah muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dunia," ungkap Asrul.

Lebih lanjut, Asrul mengatakan bahwa tantangan lain yang dihadapi Indonesia saat ini adalah era disruptif teknologi. Kemajuan pengetahuan dan teknologi informasi, kata dia, mengharuskan Indonesia untuk beradaptasi dan melakukan langkah-langkah strategis untuk perombakan sistem dan kurikulum pendidikan. Sistem dan kurikulum harus mampu menjawab tantangan global dan era disruptif teknologi hari ini.

"Sistem dan kurikulum pendidikan kita harus berada di depan perkembangan dan kemajuan teknologi untuk menuntun kita pada kemajuan. Sehingga pendidikan lah yang akan membukakan jalan untuk masa depan kemajuan Indonesia. Dia tidak boleh berada di belakang sebab jika seperti itu maka Indonesia akan selalu ketinggalan," kata Asrul.

"Hal lainnya yang menjadi problem pendidikan kita adalah persoalan akses pendidikan yang sulit, kualitas pendidikan yang rendah, timpangnya sarana dan prasarana dan masih banyak lainnya. Ini harus segera diatasi untuk menjemput masa depan Indonesia dengan SDM yang berkualitas. Selain itu, kami mendorong juga pemaksimalan 20% apbd untuk pembangunan sektor pendidikan, sebab mayoritas daerah belum memaksimalkan penggunaan anggaran ini," kata Asrul.

Selain itu, Asrul juga menyinggung kontestasi politik tahun 2024. Menurutnya, pertarungan politik ke depannya harus diarahkan pada pertarungan ide dan gagasan untuk menaikan kualitas demokrasi Indonesia sekaligus memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat.

"Kami mengharapkan para elit politik bisa memberikan dan mencerminkan politik yang baik kepada rakyat. Politik gagasan harus di kedepankan dan setiap pihak harus menutup ruang bagi munculnya fitnah, hoax, dan sentimen yang justru tidak baik bagi perkembangan demokrasi kita," kata Asrul.

Asrul juga mengharapkan dan mendorong agar kontestasi politik 2024 menjadi ruang bagi munculnya figur-figur politik baru yang terbaik dari Indonesia bagian timur. Rasanya tidak lengkap, kata dia, pertarungan politik 2024 tanpa ada figur capres atau cawapres yang repsentatif Indonesia timur.

"Kancah politik nasional, kita memiliki mantan presiden BJ. Habibie, Wakil presiden 2 kali pak Jusuf Kalla serta banyak menteri-menteri kabinet sejak orde lama sampai sekarang diisi oleh orang dari Sulsel. Rasanya tidak lengkap pertarungan politik pemilu 2024 tanpa ada figure cawapres yang representatif Indonesia timur. Apalagi fenomena politik sekarang lagi menguat figur kepala daerah yang didorong menjadi calon presiden dan wakil presiden. Sebut saja, misalnya, Sulsel punya kepala daerah yang secara terobosan gagasan dan programatiknya menjadi perbincangan global dan nasional seperti Dany pomanto yang sekarang menjabat Walikota Makassar," tutup Asrul.

Penulis : Ando

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *