Kementerian Sosial (Kemensos) berencana menjadikan Soeharto mantan presiden RI kedua sebagai pahlawan nasional. Usulan tersebut mendapat dukungan dari Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara yang menganggap perlunya menghormati jasa mantan pemimpin bangsa. Merespon hal ini, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) melalui Sekretaris Jenderal, Goldy Herdiansyah, menyatakan bahwa LMND menolak usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, Soeharto memiliki rekam jejak gelap selama menjadi presiden.
“Rencana menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional harus ditolak oleh seluruh elemen pro demokrasi. Pasalnya selama berkuasa Soeharto telah melakukan pemberangusan terhadap kebebasan sipil, politik dan melakukan berbagai pelanggaran HAM berat yang masih gelap hingga hari ini”, ungkap Goldy, di kantor LMND, Jakarta Selatan, Rabu (23/04/2025).
Lebih lanjut, Goldy mengatakan bahwa selama berkuasa Soeharto diduga kuat melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang menguntungkan keluarga & kroninya sehingga menciptakan ketidakadilan. Tindakan seperti itu jelas bertentangan dengan semangat reformasi yang ingin memberantas korupsi, melakukan reformasi birokrasi dan mejalankan pemerintahan bersih dan adil.
“Pemerintahan Soeharto identik dengan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme melalui berbagai kebijakan yang memberi keuntungan keluarga dan kroninya. Walaupun sudah ada keputusan MPR yang membantah soal itu tetapi tidak serta merta mengugurkan realitas sejarah yang menunjukkan bukti kuat kalau pemerintahan Soeharto jauh dari praktek pemerintahan yang bersih dan adil sebagaimana semangat reformasi”, tegas Goldy.
Goldy menyarankan agar Kemensos memasukkan nama – nama yang layak dan jangan menghianati reformasi. Ada banyak darah, nyawa, dan keluarga sampai saat ini mencari keadilan akibat dari kebengisan orde baru. Jika tetap ngotot, maka dalam waktu dekat LMND akan melakukan aksi demonstrasi.
Penulis: Arifin